Mengonsumsi mie instan tentu bukan hal asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Berkat rasanya yang enak, mudah disajikan, dan harga yang terjangkau, makanan cepat saji ini menjadi menu favorit.
Mie instan biasa dijual dalam bentuk kering yang dilengkapi dengan bumbu berbentuk bubuk dan minyak dalam kemasan terpisah. Cara memasak mie instan adalah merebusnya dengan air mendidih atau ada sebagian yang cukup dengan direndam air panas. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat bahaya mie instan di balik kenikmatannya?
Bukan Sumber Nutrisi yang Baik
Proses pembuatan mie instan dimulai dengan mencampur bahan-bahan garam, pati, dan bumbu-bumbu lain dengan tepung. Adonan tersebut kemudian diaduk, lalu dimasukkan ke cetakan. Setelah menjadi bentuk yang diinginkan, mie dikukus dan dikeringkan dengan proses menggoreng atau pengeringan dengan udara panas.
Mie instan kerap disebut sebagai makanan tidak sehat lantaran kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, namun rendah protein, serat, vitamin, dan mineral. Selain itu, mie instan yang disajikan dengan kaldu instan biasanya memiliki kandungan garam atau sodium yang tinggi. Satu kemasan mie instan bisa mengandung sekitar 2.700 mg sodium, padahal asupan sodium yang disarankan per hari hanya sekitar 1.500 mg.
Penggunaan MSG (monosodium glutamate) yang berfungsi meningkatkan rasa mie instan menjadi lebih asin, manis, atau asam juga memiliki risiko kesehatan. MSG dapat memicu reaksi alergi dengan gejala rasa sakit pada dada, berkeringat, jantung berdebar, dan sakit kepala. Kandungan sodium yang tinggi dan MSG dari mie instan disarankan untuk dihindari oleh penderita hipertensi, pengguna obat diuretik, dan pengguna beberapa jenis obat anti-depressan serta penderita gagal jantung kongestif. Mie instan diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung. Hal lain yang perlu diperhatikan ketika membahas bahaya mie instan adalah kemasannya. Ada mie instan yang dikemas dengan bahan yang menggunakan styrofoam yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA). BPA dapat mengganggu cara hormon bekerja, terutama estrogen.
Meminimalisasi Efek Mie Instan
Jika mempertimbangkan kandungan nutrisi mie instan yang tidak seimbang ditambah dengan bahan-bahan pelengkap yang berisiko bagi kesehatan, sebaiknya Anda membatasi konsumsi mie instan. Sebagai upaya menyeimbangkan gizi pada sajian mie instan, Anda dapat menambahkan beberapa bahan tambahan, seperti telur, ayam, jamur, wortel, kacang-kacangan, kubis, dan bahan-bahan alami lainnya. Jika mungkin, jangan gunakan seluruh bumbu. Batasi setengah takaran saja karena bumbu mie instan mengandung MSG dan banyak garam.
Mie instan biasa dijual dalam bentuk kering yang dilengkapi dengan bumbu berbentuk bubuk dan minyak dalam kemasan terpisah. Cara memasak mie instan adalah merebusnya dengan air mendidih atau ada sebagian yang cukup dengan direndam air panas. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat bahaya mie instan di balik kenikmatannya?
Bukan Sumber Nutrisi yang Baik
Proses pembuatan mie instan dimulai dengan mencampur bahan-bahan garam, pati, dan bumbu-bumbu lain dengan tepung. Adonan tersebut kemudian diaduk, lalu dimasukkan ke cetakan. Setelah menjadi bentuk yang diinginkan, mie dikukus dan dikeringkan dengan proses menggoreng atau pengeringan dengan udara panas.
Mie instan kerap disebut sebagai makanan tidak sehat lantaran kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, namun rendah protein, serat, vitamin, dan mineral. Selain itu, mie instan yang disajikan dengan kaldu instan biasanya memiliki kandungan garam atau sodium yang tinggi. Satu kemasan mie instan bisa mengandung sekitar 2.700 mg sodium, padahal asupan sodium yang disarankan per hari hanya sekitar 1.500 mg.
Penggunaan MSG (monosodium glutamate) yang berfungsi meningkatkan rasa mie instan menjadi lebih asin, manis, atau asam juga memiliki risiko kesehatan. MSG dapat memicu reaksi alergi dengan gejala rasa sakit pada dada, berkeringat, jantung berdebar, dan sakit kepala. Kandungan sodium yang tinggi dan MSG dari mie instan disarankan untuk dihindari oleh penderita hipertensi, pengguna obat diuretik, dan pengguna beberapa jenis obat anti-depressan serta penderita gagal jantung kongestif. Mie instan diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung. Hal lain yang perlu diperhatikan ketika membahas bahaya mie instan adalah kemasannya. Ada mie instan yang dikemas dengan bahan yang menggunakan styrofoam yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA). BPA dapat mengganggu cara hormon bekerja, terutama estrogen.
Meminimalisasi Efek Mie Instan
Jika mempertimbangkan kandungan nutrisi mie instan yang tidak seimbang ditambah dengan bahan-bahan pelengkap yang berisiko bagi kesehatan, sebaiknya Anda membatasi konsumsi mie instan. Sebagai upaya menyeimbangkan gizi pada sajian mie instan, Anda dapat menambahkan beberapa bahan tambahan, seperti telur, ayam, jamur, wortel, kacang-kacangan, kubis, dan bahan-bahan alami lainnya. Jika mungkin, jangan gunakan seluruh bumbu. Batasi setengah takaran saja karena bumbu mie instan mengandung MSG dan banyak garam.
Jika Anda mengonsumsi mie instan secara teratur, pertimbangkan untuk segera menguranginya. Perbanyak konsumsi makanan dengan kandungan nutrisi seimbang, dilengkapi dengan pola hidup sehat seperti tidak merokok dan olahraga secara teratur. Juga ingat untuk membaca label kemasan produk makanan atau minuman untuk mengetahui nilai nutrisi sebelum Anda mengonsumsinya. Sumber: http://www.alodokter.com/jangan-lagi-mengabaikan-bahaya-mie-instan
Tidak ada komentar :
Posting Komentar