Kamis, 19 Mei 2016

Sering Mengonsumsi Makanan Kaleng Saat Hamil, Bayi Rentan Mengidap Asma



Jakarta, Makanan kaleng sering dikonsumsi karena dianggap praktis, cepat dan mudah dimasak. Tetapi, mengonsumsi makanan kaleng terlalu sering akan berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi ibu hamil dan calon bayinya.

Studi terbaru menunjukkan saat ini faktor penyebab asma tidak hanya asap rokok dan polusi udara, tetapi juga kandungan kimia jenis Bhispenol A (BPA) yang terdapat di dalam makanan dan minuman kaleng. Dalam kurun waktu 30 tahun belakangan, anak-anak yang mengidap asma semakin bertambah jumlahnya. Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan jumlah itu juga diperkirakan masih akan terus bertambah.

Untuk menguji hal tersebut, Dr Adam J. Spainer beserta tim melakukan penelitian dengan meminta bantuan dari 398 pasangan ibu dan bayi. Kemudian para ibu dan bayi ini diambil sampel urinenya untuk menemukan bukti adanya kandungan BPA sekaligus mengukur apakah kandungan ini berpengaruh pada kesehatan saluran pernapasan bayi.

Hasilnya, penelitian menunjukkan kandungan BPA menyebabkan penurunan fungsi paru-paru (FEV1) dan menimbulkan bunyi 'ngik-ngik' secara terus-menerus pada calon bayi saat di dalam kandungan.

"Kami melihat dari dua sisi yaitu fungsi paru-paru dan pola bunyi 'ngik-ngik'. Kandungan BPA cukup berpengaruh dalam meningkatnya bunyi 'ngik-ngik' pada calon bayi. Sedangkan, menurunnya fungsi paru-paru terjadi pada anak berusia 4 tahun, tetapi tidak demikian pada anak 5 tahun. Sebab itu, menurut kami kandungan ini sifatnya tidak konsisten atau tidak sama pada seluruh umur," jelas Dr Spainer seperti dikutipdetikHealth dari Medical Daily dan ditulis pada Kamis (9/10/2014).

Kandungan BPA tidak hanya menimbulkan penyakit asma, tetapi juga beberapa gangguan kesehatan lainnya seperti migrain, gangguan perkembangan otak calon bayi, kanker prostat, kanker payudara, hingga menyebabkan keguguran.

Meskipun demikian, Food and Drug Administration (FDA) masih sulit untuk melarang sepenuhnya penggunaan bahan kimia pada makanan dan minuman, karena itu sudah menjadi bagian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Time melaporkan bahwa bahan kimia sendiri sebenarnya sudah digunakan untuk campuran segala sesuatu yang berbahan plastik sejak tahun 1940 dan belum ada penggantinya hingga saat ini.

Dr Spainer dan tim berencana akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan BPA dan kesehatan sistem pernapasan. Untuk sementara ini, ia menyarankan agar semua wanita hamil maupun yang berencana akan hamil sebaiknya menghindari BPA dengan cara mengurangi konsumsi makanan dan minuman kaleng.

"Minimalkan konsumsi makanan dan minuman kaleng serta penggunaan produk plastik untuk menyimpan makanan. Ganti dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang segar. Selain itu, gunakan wadah yang berbahan kaca untuk menyimpan makanan agar lebih aman," terang Dr Spainer.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar